Sejak koperasi ini berdiri pada 2017, saya sendiri sebenarnya bingung harus berbuat apa di dua tahun awal. Jujur, sebagai ketua, saya seperti tidak punya visi. Bekal pengalaman nyaris tidak ada. Menjalankan koperasi terasa asing, dan saya hanyalah seorang yang tiba-tiba dipercaya.
Satu-satunya pilihan saat itu: belajar. Bertanya kepada orang-orang yang paham, dan yang paling penting—berani. Keberanian bertanya karena merasa tidak tahu seharusnya menjadi semangat dasar memimpin, membangun, dan memperbaiki. Mungkin itu kuncinya.
Tapi jalan tak selalu mulus. Koperasi kami sempat diguncang persoalan serius. Salah satu dewan pengawas (dewas) menyalahgunakan kewenangan. Secara sepihak, ia memutar iuran anggota untuk pinjaman di luar koperasi. Padahal, sejak awal, saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) pertama, saya sudah menolak ide tersebut. Memberi pinjaman kepada non-anggota itu berisiko besar—dan benar saja, terjadi kredit macet.
Di RAT tahun kedua, rapat memutuskan memberhentikan dewas tersebut secara tidak hormat dan menetapkan langkah-langkah pemulihan. Dewas baru diangkat. Semangat pembenahan dimulai.
Kami mulai menghapus semua kebijakan yang berisiko, tentu melalui RAT. Salah satu keputusan penting: koperasi ini tidak lagi melayani simpan pinjam di luar anggota. Kami kembali ke khittah koperasi: koperasi serba usaha, yang fokus membangun unit-unit ekonomi produktif dan menguntungkan. Dimulai dari penjualan pakan ternak (unggas), layanan PPOB, hingga kredit motor bentor bekas.
Masuk tahun ketiga, KSU menggandeng distributor untuk mendukung program kios rakyat. Hasilnya menggembirakan—dari 10 kios yang didampingi, 7 di antaranya masih bertahan sampai hari ini.
Lalu pandemi datang. Satu per satu anggota mulai mundur. Kewajiban iuran pokok dan wajib tetap harus dipenuhi, tapi realitasnya, KSU seperti kehilangan napas. Tak ada suntikan dana dari luar. Tapi kami terus berjalan. Bertahan.
Pertengahan tahun keempat, kami berinovasi: membuka layanan gadai barang elektronik. Ternyata banyak peminatnya, bahkan datang dari dua kabupaten: Gorontalo dan Bone Bolango. Meski pandemi masih menggerus, unit usaha ini menemukan semangatnya sendiri.
Hari ini, koperasi tetap bergerak. Unit usaha yang aktif antara lain:
-
Pengadaan pakan ternak
-
Kredit bentor bekas
-
Pendampingan kios rakyat
-
Gadai barang elektronik
Lima tahun mengawal koperasi ini, kami pun melahirkan PT NUlondalo, yang kini menaungi lima media sekaligus, serta Yayasan NUlondalo Lipuu.
Pesan saya sederhana:
Beranilah, dan kurangi mengeluh. 🤭✌️
0 Komentar